![]() |
Gambar Ilustrasi |
Zonairwan.com, Yogya - Perusahaan pengelola minimarket Alfamart dan Indomaret sepertinya
mengalami perkembangan pesat. Lihat saja di setiap jalan kota Yogyakarta pasti
kedua brand minimarket ini tampak berdiri dengan jarak yang tidak
terlalu jauh. Ditambah lagi, kedua merek ini memiliki model visual yang
hampir mirip seperti lampu terang benderang dan neon box besar di
depannya. Warna brand yang ditampilkan pun selaras.
Pertanyaan umum di masyarakat Yogyakarta yang sering terdengar adalah bagaimana bisa
mereka mendirikan cabang di lokasi yang hampir berdekatan. Tentu saja
membuat konsumen bingung untuk berbelanja mengingat produk yang
dijajakan pun sama.
Alasannya tersendiri kenapa dua
minimarket ini saling berdekatan:
1. Memiliki Pangsa Pasar yang Sama
Tak dipungkiri, kedua minimarket ini memiliki pangsa pasar yang sama,
yaitu golongan orang-orang yang ingin praktis dalam berbelanja dan
sedikit memiliki gengsi. Berbelanja di minimarket lebih bergengsi
dibanding warung kelontong pinggir jalan meskipun barang yang dibeli
sama. Biarpun harga yang ditawarkan lebih mahal dibanding warung
kelontong biasa, konsumen di perkotaan lebih memilih kepraktisannya.
Ditambah dengan fasilitas kartu kredit dan ATM yang biasanya ada di
dalam minimarket Alfamart dan Indomaret.
2. Menjual Produk yang Seragam
Tak ada bedanya produk-produk yang dijual di dua minimarket ini. Hal
yang membedakan adalah promo dan diskon yang jadi daya tarik konsumen.
Selebihnya, hampir tidak ada yang berbeda. Bila kamu sedang
berjalan-jalan di daerah ramai di perkotaan dan menemukan kedua
minimarket ini dengan jarak yang berdekatan, cobalah masuk ke Alfamart
dan lihat bagaimana susunan display produk-produknya. Kemudian masuklah
ke Indomaret dan lihat kembali display produknya. Kamu seperti sedang
berada di tempat yang sama dengan perbedaan yang sangat tipis. Warna
identik biru dan warna identik merah.
3. Berada di Pusat Keramaian
Entah siapa yang memulai, bahwa minimarket Alfamart dan Indomaret
adalah laron bagi keramaian. Dimana ada keramaian maka di situ mereka
akan berdiri. Dan anehnya, selalu ada tempat yang bisa dijadikan lahan
untuk mendirikan masing-masing cabang. Sepertinya semua itu tak lepas
dari campur tangan masyarakatnya yang memang mendukung tumbuh suburnya
kedua minimarket ini di suatu wilayah.
Diluar dari
strategi marketing tiap minimarket, kita sebagai masyarakat menyumbang
izin terbesar dari berkembangnya kedua minimarket ini sehingga tumbuh
subur. Akses 24 jam dari minimarket ini memang menguntungkan saat kita
dalam keadaan terdesak dan membutuhkan sesuatu, tapi dampak negatifnya
tentu saja merusak pasar warung kelontong masyarakat kecil. Dari membeli
air mineral di pinggir jalan, karena ada minimarket maka konsumen lebih
memilih ruangan terang, sejuk, dengan alunan musik hanya untuk membeli
sebotol air mineral dingin. Jadi sebenarnya yang membuat kedua
minimarket ini tumbuh subur di tempat yang hampir berdekatan adalah
masyarakat sendiri. (ISD)